Sejarah itu sangatlah relatif dan tak pelak sering menimbulkan berbagai versi yang mungkin juga tidak akan diketahui kebenaran pastinya oleh para generasi sekarang yang mendapat warisan sejarah tersebut. Jadi dibawah ini mungkin hanyalah secuil kisah yang dituturkan oleh salah seorang yang menjadi saksi bagaimana kekeluargaan di teater rapat ini terbentuk. Tentu saja semuanya diawali dengan sebuah pertemuan. Saat itu pertengahan 1993 dan beberapa mahasiswa tengah mengobrol di sebelah Timur gedung pusat yang kemudian dilanjutkan di bonbin. Obrolan saat itu adalah mengenai teater. Kebetulan salah satu dari mereka yang bernama Didik sedang begitu antusias dalam ber-teater dan hal itu telah dia komunikasikan dengan teman-temannya seperti Heng Heng, Seto, Fauzil dan Sus Budiarto. Lalu dilanjutkan dengan perkenalan antara Heng Heng dengan Hendro, maka komposisi awal dari Teater Rapat terbentuk dengan tambahan juga dari Ery serta Iwan Agis. Pertemuan pertama mereka lalu terjadi di lapangan selatan dan berlanjut di koridor fakultas.
Kemudian Heng Heng membawa naskah "Kwek-kwek" karya Anton Chekhov yang kemudian akan menjadi pementasan perdana dari KRST. Audisi lalu diadakan dimana Heng Heng sebagai sutradara memilih pemain-pemainnya yang kemudian didapat Hendro, Sony, Didik dan Iwan Agis, lalu ada Ery yang menjadi pimpro. Mulailah latihan di teras gedung timur fakultas. Sedikit berbelok ke masalah nama, nama Rapat sendiri tidak diketahui pasti siapa yang mengusulkan nama tersebut. Sampai saat ini tidak ada yang tunjuk jari soal nama dan filosofinya. Maka hal tersebut masihlah menjadi misteri hingga sekarang.